Laman

Selasa, 05 April 2011

SEJARAH SHALAWAT

Diriwayatkan oleh ibnu katshir :
Imam kurtubi tengah duduk di samping kubur nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu Ada Seorang Arab badui pergi berhaji dan ketika sampai di pintu masjid rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia menderumkan tunggangannya dan mengikatnya. Kemudian, dia pun masuk ke dalam masjid dan mendatangi kubur nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berdiri di hadapan wajah rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dia berkata, “Assalamu ‘alaika, wahai rasulullah. Saya datang kepadamu dengan membawa setumpuk dosa sembari meminta syafa’at kepada Rabb-mu dengan perantaraan dirimu, karena Dia berfirman dalam kitab-Nya (yang artinya),
“Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (An Nisaa: 64).
Dan sungguh saya telah datang kepadamu dengan setumpuk dosa dan kesalahan, meminta syafa’at kepada Rabb-mu dengan perantaraan dirimu agar dia mengampuni dosaku dan agar dirimu (wahai rasulullah) memintakan syafa’at bagiku.apabila allah swt mengampuniku maka kau senang dan syetanpun sedih dan apabila allah swt tidak mengampuniku maka kau sedih melihat umatnya disiksa dan syetanpun senang
Kemudian, orang itu pun pergi ke kerumunan manusia sembari berdendang,
Wahai pribadi terbaik yang jasadnya disemayamkan di permukaan bumi ini

Sehingga semerbaklah tanah dan bukit karena jasadmu
Jiwaku sebagai penebus bagi tanah tempat bersemayammu
Yang disanalah terdapat kesucian, kemurahan, dan kemuliaan

Badui itu pun pergi dan kantuk pun menyerang ima kurtubi. Di dalam mimpi, imam kurtubi bertemu nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berkata, “Wahai ‘Utbi, kejarlah Badui tadi dan berilah kabar gembira kepadanya bahwa Allah telah mengampuninya.”
Sumber Facebook Muhammad Hafidz Maqmun

Pada suatu hari, Rasulullah saww datang ke rumah Fatimah. Beliau Saww melihat putrinya itu dlm keadan bersedih berlinang air mata. Rosul saw bertanya : “ Wahai permata hatiku ! mengapa engkau bersedih dan menangis?”
Fatimah menjawab,”Wahai Rasulullah ! ini hanyalah sekedar berita bukan pengaduan; telah tiga hari lamanya dirumah kami tidak terdapat makanan. Dan Al-Hasan serta Al-Husein telah berada dlm keadan lemah ; tidak bertenaga karena menahan lapar. Dan hari ini mendengar keduanya mengucapkan kata-kata yang dalam hal ini saya tak mampu mngungkapkannya kepada Anda.”
Rasulullah saww bertanya, “Apa yang telah mereka katakan?” Fatimah menjawab, “Mereka berkata , ‘Apakah didunia ini ada anak yang kelaparan seperti kita?’ dan tatkala saya mendengar kata-kata ini dari lisan mereka, maka saya merasa seakan-akan dunia ini gelap gulita.”
Kemudian , Fatimah a.s berkata , “Wahai ayah! Apakah seorang hamba, dalam bermunajat kepada ALLah, dibenarkan untuk mengeluhkan kesulitan yang tengah menimpanya?” Rasulullah saw menjawab, “Wahai putriku ! ketahuilah bahwa Allah Swt amat menyukai keluh-kesah hamba-Nya.”
Sayyidah Fatimah segera bangkit dan masuk kekamar, kemudian menunaikan shalat dua rakaat. Setelah selesai menunaikan salat dan mengungkapkan keperluannya, dia berkata, “ Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa para wanita tidak memiliki kekuatan dan ketegaran sebagaimana para Nabi; ayah saya mampu untuk menahan lapar , tetapi saya tidak mampu bertahan . Berilah kekuatan kepada saya atau bebaskanlah saya dari kesulitan dan penderitaan ini.”
Setelah mengungkapkan kalimat ini, Sayyidah Fatimah jatuh pingsan. Dalam pada itu, Jibril a.s datang dan berkata, “Wahai Rasulullah, bangkitlah ! Rintihan Fatimah membuat para malaikat menjerit.”
Rasulullah saww pun menyaksikan Sayyidah Fatimah dalam keadaan pingsan. Beliau saw duduk, lalu mengangkat kepala Sayyidah Fatimah dan meletakkan(nya) ditangan beliau saww. Dan tatkala beliau Sayyidah Fatimah mencium aroma harum Rasulullah saww, diapun tersadar dan berdiri serta menundukkan kepala.
Rasulullah saw berdiri dan meletakkan tangan suci beliau saw ke dada Sayyidah Fatimah dan berkata, “Ya Allah selamatkan dia dari pedihnya rasa lapar.”
Sayyidah Fatimah berkata, “Berkat doa itu, aku sama sekali tidak pernah merasa lapar.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar