Pengertian Tradisi Islam Nusantara • Tradisi Islam Nusantara adalah adat istiadat/ kebiasaan yg dijalankan umat Islam Indonesia. • Tradisi Islam bukan bagian dari ajaran Islam, dan merupakan akulturasi (peleburan) dari kebudayaan Nusantara dengan kebudayaan Islam • Tradisi Islam Nusantara itu dapat berupa kesenian dan kepercayaan, misalnya: wayang, qasidah, rebana, hadrah, pencak silat, tari- tarian, kaligrafi, seni tilawah Qur ’ an, tahlilan, barzanji, dsb.
1. Wayang
• Semula wayang adalah media pemujaan umat Hindu/ Budha terhadap arwah nenek moyangnya • Sunan Kalijaga memodifikasi wayang sebagai sarana dakwah dengan tetap mengambil cerita Ramayana dan Mahabarata
• Beliau banyak menciptakan cerita pewayangan yang bernapaskan Islam. Seperti, cerita yang berjudul Jimat Kalimasada, Wahyu Tohjali, Wahyu Purboningrat, Babat Alas Wonomarto, dan sebagainya • Cerita-cerita ini mengandung ajaran religius, filsafat, dan pendidikan
2. Qasidah dan Hadrah • Kasidah berasal dari bahasa Arab qasidah . Artinya, puisi yang lebih dari empat bait. Kasidah merupakan jenis seni suara yang bernapaskan Islam. Lagu-lagu yang dinyanyikan berisikan unsur-unsur dakwah islamiyah dan nasihat-nasihat yang sesuai ajaran Islam. Lagu-lagu kasidah biasanya dibawakan dengan irama gembira dan diiringi rebana.
lanjutan • Kasidah biasanya dibawakan oleh sebuah grup yang terdiri atas sepuluh hingga dua puluh orang. Mereka membawakan lagu- lagu tersebut dengan berdiri dan berpakaian kerudung atau kebaya panjang. Dalam pelaksanaannya, biasanya ditunjuk seseorang sebagai vokalis (penyanyi). Anggota yang lain berperan juga sebagai penyanyi dalam syair-syair yang dinyanyikan dengan kor
Lanjutan • Hadrah adalah suatu kesenian dalam bentuk perpaduan antara seni tari dan nyanyian yang bernapaskan Islam. Lagu-lagu yang digunakan adalah lagu-lagu yang berisi ajaran Islam yaitu nasihat atau piwulang-piwulng leluhur. Sedangkan musiknya menggunakan rebana dan genjring. Hadrah biasanya dipentaskan dalam acara syukuran atas kelahiran anak, khitanan, pernikahan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan keislaman
3. Adat Melayu
• Anak yang baru lahir jika bayi itu laki-laki segera diazankan, sedang bayi perempuan diiqamahkan. Khusus bayi perempuan, lidahnya ditetesi madu dengan menggunakan kain. Hal itu dimaksudkan agar anak tersebut memiliki kata-kata semanis madu.Lanjutan
• Beberapa hari setelah kelahiran, diadakan acara akikah sesuai ajaran Islam. Bayi laki-laki disembelihkan dua ekor kambing, sedang bayi perempuan seekor kambing. Selain diakikahi juga dilanjutkan dengan pemotongan rambut sekaligus pemberian nama kepada bayi tersebut. Lanjutan
• Ketika bayi berusia tiga bulan diadakan upacara yang disebut mengayun budak. Bagi bayi perempuan diadakan pelubangan di telinganya atau bertindik untuk dipasang perhiasan. Pada usia enam bulan diadakan upacara turun tanah, yaitu ketika bayi itu menjejakkan kakinya pertama di tanah.Lanjutan
• Anak laki-laki ketika masuk usia tujuh tahun, akan diantar orang tuanya kepada guru ngaji untuk belajar al- Qur ’ an, bersilat, dan menari Zipin. Pada saat itu tiba waktunya seorang anak dikhitan (bersunat), baik laki-laki maupun perempuan. Dalam acara bersunat, pesta perayaannya dimeriahkan dengan kesenian gazal dan langgam. Khusus anak laki-laki khitan dilakukan setelah ia tamat mengaji al-Qur ’ an yang ditandai dengan upacara berkhatam ngaji. Kebanggaan bagi orang tua jika anak yang dikhitan sudah khatam dalam membaca al-Qur ’ an. Sebaliknya, aib bagi orang tua jika anak yang dikhitan tidak dapat khatam membaca al-Qur ’an.
• Khitan merupakan tanda bahwa seorang anak laki-laki dianggap telah memasuki usia dewasa. Mereka mulai memisahkan diri dengan orang tua dengan cara tidur di surau atau masjid. Anak laki-laki yang sudah dewasa disebut bujang , sedang anak perempuan disebut dara atau gadis
4. Adat Minang • Menurut adat Minang, anak laki-laki yang sudah menginjak usia akil baligh harus segera dikhitan dan belajar mengaji. Masyarakat Minang mempunyai adat kebiasaan dalam rangka mengantarkan anak laki-lakinya menuju masa kedewasaan. Misalnya, upacara khitanan. Upacara tersebut sebagai tanda bahwa anak laki-laki tersebut sudah dianggap dewasa, sekaligus untuk mengislamkan dirinya. Adapun untuk anak perempuan yang masuk usia dewasa diadakan upacara merias rambut (menata konde). Upacara itu diadakan sejak anak perempuan tersebut mendapat haid pertama.
5. Adat Bugis
• Di Bugis, ada jenis tarian adat yang disebut tari pergaulan yang dimainkan secara berkelompok, biasanya dimainkan oleh sekelompok perempuan atau sekelompok laki-laki.
• Jadi tidak ada kelompok laki-laki dan perempuan yang bercampur.
• Tarian yang dimainkan oleh sekelompok laki-laki disebut Pakarena Burakne , sedang tarian yang dimainkan sekelompok perempuan disebut tari Pakarena Baine .
• Kedua jenis tarian itu menggambarkan kehalusan putra/ putri Bugis.
• Tari pergaulan seringkali disajikan dalam berbagai upacara, seperti pernikahan, khitanan, atau hajatan lainnya.
• Tarian itu bertujuan untuk memeriahkan jalannya upacara
6. Adat Madura
• Madura mempunyai beberapa kesenian adat, seperti sandur.
• Sandur mempunyai beberapa arti. Di Madura Timur, sandur berarti nyanyian ritual, meniru suara gamelan dgn mulut, dan tata cara bersenandung menghibur diri. Di Madura Barat, khususnya di Bangkalan, sandur mempunyai arti pertun- jukan teater komedi yang dahulu diebut slubadan. Namun belakangan ini lebih populer dengan sebutan sandur Madura.Lanjutan
• Sandur dikenal sebagai teater rakyat yang seluruhnya dimainkan oleh kaum laki-laki.
• Tema cerita yang diangkat berkisar tentang konflik rumah tangga. Sandur dipresentasikan dengan penuh kesahajaan, blak-blakan, lugas, dan komedi. Sandur mempunyai kemiripan dengan kesenian di Jawa seperti ketoprak, ludruk, dan teater daerah
7. Adat Sunda
• Masyarakat Jawa Barat sebagian besar menganut agama Islam. Meskipun demikian, banyak adat lama yang masih berlaku. Sunda memiliki berbagai adat yang bernapaskan Islam, diantaranya setelah kelahiran hingga menjelang dewasa. lanjutan
• Kelahiran bayi merupakan peristiwa yang didambakan oleh kedua orang tuanya. Di Sunda, apabila bayi yang lahir laki-laki, ia akan segera diazankan di telinga kanan dan diiqamahkan di telinga kiri. Apabila bayi itu perempuan, ia cukup diiqamahkan. Dengan harapan, bayi yang baru lahir sudah mendengar kebesaran nama Allah SWT, sehingga kelak menjadi anak yang saleh/salihah, bijaksana, pandai, dan taat menjalankan perintah agama. Kelahiran bayi ditandai dengan penyembelihan akikah sebagai rasa syukur kepada Allah SWT.
• Kedewasaan seorang anak laki-laki, ditandai dengan upacara yang disebut khitanan atau sunatan. Khitan biasanya dilakukan ketika anak berusia 7-8 tahun. Anak yang akan dikhitan mengenakan sarung.
• Pelaksanaan khitan biasanya di halaman rumah. Anak yang akan dikhitan, kedua kakinya diangkat oleh seorang lelaki dewasa. Hal itu untuk memermudah tukang sunat (paraji sunat) melakukan tugasnya. Setelah khitan selesai dilaksanakan, diadakan perayaan untuk menghibur anak yang dikhitan Lanjutan
• Pelajaran apa yang dapat dipetik dari pembelajaran ini antara lain:
1. Tradisi Islam Nusantara adalah upaya yang kreatif, dan cerdas dari para ulama dalam menciptakan media dakwah
2. Tradisi Islam Nusantara hendaklah dilestarikan dan dikembangkan untuk syiar Islam
3. Kita patut meneladani upaya para ulama dalam menciptakan media dakwah
oce !!!!!
BalasHapus